Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa
kemerdekaan. Kemerdekaan dalam arti kerja suka rela tanpa paksaan yang didorong
oleh kemauan yang murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih
sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani.
Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari
perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran
terpenting daripada kehidupan manusia sejati. Kehidupan sekarang di dunia dan
abadi (external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akhirat. Dalam aspek
pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus
dipikul secara ndividual, dan komunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua
manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat
baik dan buruknya dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat
tidak terrdapat pertanggung jawaban perseorangan (mutlak). Manusia dilahirkan
secara individu, hidup di tengah alam dan masyarakat sesame, kemudian menjadi
individu kembali.
Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama dan
terkhir, darippada kemanusiaan, serta letek kebenarannya daripada kemanusiaan
itu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir dan mutlak
daripada awal perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi adalah haknya yang pertama
dan asasi.
Tetapi individualitas hanyalah pernyataan asasi dan primer
saja dari pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder, ialah
individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya. Manusia hidup
ditengah alam sebagai makhluk social hidup ditengah sesama. Dari segi ini
manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan satu kesatuan. Oleh
karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalam konteks hidup di
tengah masyarakat. Sekalipun kemerdekaan adalah adalah esensi daripada
kemanusiaan, tidak berarti manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya
batas-batas dari kemerdekaan adalah
suatu kenyataan. Batas-batas tetentu itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang
pasti dan tetap menguasai alam. Hukum yang menguasai benda-benda maupun
masyarakat manusia sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada
kemauan manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya “keharusan universal”
atau “kepastian hukum” dan takdir. Jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan
dalam konteks hidup di tengah alam dan masyarakat dimana terdapat keharusan
universal yang tidak tertaklukkan, maka apakah bentuk yang harus dipunyai oleh
seseorang kepada dunia sekitarnya?
Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan
berarti peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya
keharusan universal yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya sebelum suatu
usaha dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan akan adanya kepastian hukum atau
takdir hanyalah pengakuan akan adanya batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu
persyaratan yang positif daripada kemerdekaan adalah pengetahuan akan adanya
kemungkinan-kemungkinan kreatif manusia. Yaitu tempat bagi adanya usaha yang
bebeas dan dinamakan “ikhtiar” artinya pilih merdeka.
Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga
berarti kegiatan dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan
sendiri dimana manusia berbuat secara pribadi dengan banyak segi dan bebas, dan
dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu yang lain kecuali oleh keinginannya
sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanya kesempatan untuk berbuat
atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka dan menjadi tidak bias
dimengerti untuk memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal perbuatannya.
Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah dunia dan dirinya
sendiri. Jadi sekalipun terdapat keharusan universal atau takdir manusia dengan
haknya untuk berikhtiar mempunyai peranan aktif dan menentukan bagi dunia dan
dirinya senndiri.
Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian
sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa
keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak
perlu membanggakan diri karena suatu keberhasilan. Sebab segala sesuatu tidak
hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan kepada keharusan universal
itu.
Kenangan Terindah
Kakanda Prof.Dr. Nurcholish Madjid (Alm)
Untuk Seluruh Kader Hijau Hitam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar