Telah disebutkan sebelumnya bahwa manusia adalah puncak
ciptaan, merupakan makhluk yang tertinggi dan adalah wakil Tuhan di bumi.
Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat
atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai
sifat-sifat dan kegiatsan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu
fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung
kepada kebenaran (hanief).
“Dhamier” atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada
kebaikan, kesucian, dan kebenaran. Tujuan hidup manusia adalah kebenaran yang
mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Esa. Fitrah merupakan
bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil
membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani,
seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati.
Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatannya.
Nilai-nilai tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri
dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia tergantung
kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan yang
berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani) manusia mengecap
kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melaui amal perbuatan yang tidak
berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan. Hidup yang penuh dan berarti
ialah yang dijalani dengan sungguh-sungguh dan sempurna. Yang di dalamnya
manusia mewujudkan dirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan
memenuhi keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah
dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang
membawa perubahan ke arah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai alam maupun
masyarakatyaitu hidup berjuang dalam arti yang seluas-luasnya. Dia diliputi
oleh semangat mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran.dia menyerap segala
sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan dan
menyatakan dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif,
kreatif dan kaya akan kebijaksanaan (wisdom, hikmah).
Dia berpengalaman luas, berpikir luas, berpandangan lapang
dan terbuka, bersedia mengikuti kebenaran darimanapun datangnya.dia adalah
manusia toleran dalam arti kata yang benar., penahan amarah dan pemaaf.
Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik daripada
pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh kearah yang
lebih baik.
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan
mental dan phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja
rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal
perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah kesenangan dan kesenangan
ada dalam dan melalui kerja. Dia berkepribadian merdeka, memiliki dirinya
sendiri, menyatakan ke luar corak perorangannya dan mengembangkan kepribadian
dan wataknya secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan
individu dan kehidupan komunal, tidaj membedakan antara perorangan dan sebagai
anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan untuk dirinya
juga untuk sesame ummat manusia.
Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara
kegiatan-kegiatan rohani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama, dan plitik
maupun dunia akhirat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja
yang tunggal pancaran niatnya, yatiu mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran.
Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya benar-benar beerasal
dari dirinya sendiri dan merupakan pancara langsung dari pada kecenderungannya
yang suci dan murni. Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai
pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh
tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas mengangkat
nilai kemanusiaanpelakunya dan memberikannya kebahaiaan. Hal itu akan
menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal
akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling berharga. Keikhlasan adalah kunci
kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan
keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan. Hidup ialah bekerja secara ikhlas
yang memancar dari hati nurani yang hanief atau suci.
Kenangan Terindah
Kakanda Prof.Dr. Nurcholish Madjid (Alm)
Untuk Seluruh Kader Hijau Hitam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar